Ceritasedikit nih.. Tepat usiaku yg ke.25 tahun alhamdulilaah aku diterima untuk jadi dosen di salah satu Universitas swasta di kotaku, tepatnya tanggal 1 Maret 2019. Sebelumnya aku full berdiam diri di rumah alias IRT, hehe.. Aku menikah tgl 7okt2016, bisa di hitung ya berapa lama aku bener" menjalani peranku sebagai ibu rumah tangga.
Kata-kata Bijak 1 s/d 10 dari 105. Tangga menuju langit adalah kepalamu, maka letakkan kakimu diatas kepalamu. Untuk mencapai Tuhan injak-injaklah pikiran dan kesombongan Republik Jancukers ― Sujiwo Tejo Wartawan, pelukis, budayawan dan penulis dari Indonesia 1962- Jelas sekali bahwasanya rumah tangga yang aman damai ialah gabungan di antara tegapnya laki-laki dan halusnya Kedudukan Perempuan Dalam Islam ― Buya Hamka Seorang ulama, aktivis dan sastrawan Indonesia 1908-1981 Entah akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, seorang wanita wajib berpendidikan tinggi karena ia akan menjadi ibu. Kalau tuhan tidak menjadikan perhambaan dan perbudakan,tentu tidak akan timbul keinginan hendak mengejar kemerdekaan. Memang kalau tiada kesakitan, orang tidak mempunyai keinginan untuk mengejar itu tidak keterlaluan jika dikatakan bahawa sakit dan pedih adalah tangga menuju kejayaan. ― Buya Hamka Seorang ulama, aktivis dan sastrawan Indonesia 1908-1981 Tuhan telah memasang tangga di hadapan kita, kita harus mendakinya, setahap demi setahap. ― Jalaluddin Rumi Penyair sufi, ahli hukum, sarjana Islam dan teolog dari Persia 1207-1273 Dunia yang hina ini diberikan kepadamu untuk sementara. Tersedia sebuah tangga yang dengannya engkau dapat bercita-cita. ― Jalaluddin Rumi Penyair sufi, ahli hukum, sarjana Islam dan teolog dari Persia 1207-1273 Tidak ada rumah tangga yang tanpa konflik sama sekali. Bahkan meskipun kau memiliki komitmen terhadap pasanganmu, akan masih ada saat-saat ketika di antara kalian ada ketegangan, air mata, pertengkaran, ketidakcocokan, dan ketidaksabaran. Komitmen tidak menghapuskan kodrat manusiawi kita. Itu kabar buruk, tetapi realistik. Mengapa istri harus bisa masak, padahal itu rumah tangga bukan rumah makan. ― Pidi Baiq Penulis, musisi, seniman dari Indonesia 1972- Seolah-olah ibu rumah tangga pekerjaan tanpa perlu pengetahuan, padahal jadi ibu adalah pekerjaan sulit penuh tantangan. ― Felix Siauw Seorang ustadz etnis Tionghoa kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia. 1984 - Manajemen adalah keefektifan dalam menaiki tangga kesuksesan; Kepemimpinan menentukan apakah tangga tersebut bersandar pada tembok yang kokoh. Asli Management is efficiency in climbing the ladder of success; leadership determines whether the ladder is leaning against the right wall. ― Stephen Covey Penulis dari Amerika Serikat 1932-2012 Kata-kata tangga-tangga - quotes, kata-kata bijak dan kutipan dengan tangga-tangga yang terbaik dan terkenal 105 ditemukanjadiibu rumah tangga, rupanya tidak sia-sia. carikan solusi. Jadi tidak ada yang merasa diberatkan, ujarnya Meron dengan bijak, ketika membuka rapat gabungan, dengan berbagai perusahaan
- Sampai saat ini, masih banyak perdebatan lebih hebat mana ibu rumah tangga dan perempuan karier. Kedua hal tersebut pilihan dan tidak bisa dibandingkan. Kedudukan ibu rumah tangga tidak bisa direndahkan atau dibandingkan lebih rendah daripada perempuan karier. Ibu rumah tangga yang baik akan menghasilkan keluarga yang harmonis dan mengantarkan anak sebagai pribadi yang sukses. Perempuan karier bisa menopang perekonomian keluarganya dan mencukupi kebutuhan domestik. Semua setara dengan tantangan masing-masing. Tidak ada yang lebih mudah, tidak ada yang lebih mulia. Keduanya sama mulianya, sama sulitnya dan sama menantangnya. Apakah Anda seorang ibu rumah tangga atau perempuan karier, tak perlu dengan pandangan negatif dari sosial. Berikan pandangan positif terhadap kedua pilihan itu. Ini sederet kata bijak bagi ibu hebat di luar sana 1. “Semua ibu itu bekerja, hanya beda ranah saja. Yang satu bekerja di hadapan publik, yang satu bekerja di ranah domestik. Dua-duanya sama-sama bekerja keras, sama-sama produktif, dan sama-sama memiliki tanggung jawab yang besar.” 2. “Diantara ibu yang berada di rumah dan yang bekerja membantu keuangan keluarga, keduanya sama-sama ibu yang mulia. Tidak ada yang lebih unggul dan hebat.” 3. “Tidak masalah apakah kamu ibu yang bekerja atau tinggal di rumah, kamu menyusui bayimu setiap saat. Orang-orang akan tetap memberi kritik atas pilihanmu. Yang terpenting adalah kamu hanya perlu melakukan yang terbaik untuk keluargamu.” 4. "Jangan mencari segala sesuatu terjadi seperti yang kamu inginkan, melainkan berharap bahwa segala sesuatu terjadi sebagaimana mestinya, maka hidup kamu akan mengalir dengan baik." 5. "Dunia membutuhkan wanita yang kuat. Wanita yang akan mengangkat dan membangun orang lain, yang akan mencintai dan dicintai. Wanita yang hidup dengan berani, baik lembut dan ganas. Wanita dengan tekad yang kuat." 6. “Jangan takut untuk bekerja, jangan bekerja kalau takut.”
Takhanya program sarjana, melainkan UMM juga memiliki Program Vokasi, Pasca Sarjana, Doktor, dan Profesi. seluruhnya korban kecelakaan odong-odong menjadi 10 orang dan 23 orang luka berat dan luka ringan," kata Yudha. July, 31 2022. Pemerintah Kota Bekasi Resmikan Pesantren Khusus Lansia Cita-cita Gue Cuma Jadi Ibu Rumah Tangga. Cita
Connection timed out Error code 522 2023-06-15 091210 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d79afd8d9ff0b80 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
- Banyak penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa keberhasilan pendidikan anak-anak lebih tergantung pada peran ayah, dan bukan ibu. Namun, penelitian terbaru mendapatkan hasil terbaru, bahwa ada pergeseran peran ayah, dan makin pentingnya peran ibu dalam pendidikan pendidikan ibu, dikatakan memiliki pengaruh pada kualitas pendidikan anak-anak, khususnya anak perempuan. Hal ini terjadi khususnya pada anak-anak di Afrika, Asia, Pasifik dan Eropa termasuk penelitian berjudul"Gender, perluasan pendidikan dan mobilitas pendidikan antar generasi di seluruh dunia" oleh Profesor Yang Hu, dari Universitas Lancaster, dan Profesor Yue Qian, dari Universitas British Columbia, di Kanada ini diterbitkan di jurnal Nature Human penelitian ini, para peneliti mengumpulkan kumpulan data global berskala besar, yang berisi 1,79 juta orang yang lahir antara tahun 1956 dan 1990 dari 106 masyarakat di seluruh dunia. Penelitian ini menguatkan pepatah lama yang berbunyi, "Anak yang cerdas berasal dari ibu yang cerdas". Sebenarnya ungkapan ini adalah sesuatu yang lumrah terjadi. Karena ibu, akan selalu menjadi guru pertama bagi anaknya. Pada perkembangannya, peran ibu, terutama ibu yang memiliki pengetahuan yang baik, sangat-sangat diperlukan. Baik untuk memastikan anak tumbuh dan berkembang dengan baik, sekaligus memberikan edukasi sehingga anak tumbuh menjadi manusia dengan kualitas terbaik. Hal inilah yang menjadi salah satu pertimbangan Tasya Kamila, mantan artis cilik yang saat ini mendedikasikan dirinya sebagai ibu rumah tangga, meski ia merupakan lulusan S2 dari Columbia University dengan predikat cum laude. Ketika menikah dengan Randi Bachtiar tahun 2018, Tasya memutuskan menjadi ibu rumah tangga. Pro dan kontra sempat muncul karena keputusannya. 'Susah-susah lulus S2 kok jadi ibu rumah tangga?', begitu tudingan dari banyak orang kepada dirinya. Namun, Tasya tak mau ambil pusing soal hal itu. Dalam sebuah wawancara, Tasya pernah mengungkap alasan dirinya memang memilih menjadi ibu rumah tangga meski sudah lulus S2. Menurutnya, seorang perempuan punya tanggung jawab dan kodrat untuk mengurus rumah tangga, termasuk anak-anaknya. Dan ia yakin, bahwa ilmu yang dimilikinya pasti berguna untuk mengurus keluarganya. Hingga kini telah memiliki dua anak, Tasya tetap kukuh pada pendiriannya untuk menjadi ibu rumah tangga. Bahkan, ia punya rencana untuk meneruskan pendidikannya ke jenjang S3, yang suatu hari pasti akan ia realisasikan di tengah tugasnya sebagai seorang ibu. Apa yang dikemukakan Tasya sangatlah relevan dan masuk akal. Karena membesarkan seorang anak tidak cukup hanya dengan naluri keibuan, tapi juga membutuhkan ilmu, wawasan luas, serta pemikiran yang matang. Dan itu semua hanya didapat jika seorang ibu memiliki pendidikan yang baik. Tanpa wawasan dan pemikiran yang matang, seseorang akan sangat mudah dipengaruhi oleh informasi salah ataupun hal-hal buruk yang mungkin ia temui di internet. Misalnya, saat seorang ibu dengan mudahnya memercayai informasi yang salah seputar pengasuhan anak karena terpengaruh hoaks ataupun penelitian Center for Life-Span Development Universitas Gadjah Mada, Fakultas Psikologi, menunjukkan bahwa 55,4% orang tua milenial di Indonesia, khususnya ibu, mencari informasi parenting melalui internet. Itu artinya, para ibu ini sangatlah rentan terpapar oleh hoaks dan informasi salah lainnya, yang kebanyakan beredar di internet. Tentu saja, hal ini bisa sangat membahayakan tumbuh kembang anak jika si ibu terpengaruh oleh hoaks dan mitos dalam menjalankan pengasuhannya. Salah satu hoaks terbesar dalam dunia parenting adalah mengenai vaksin MMR yang disebut bisa picu autisme pada anak. Dan Kementerian Kesehatan RI menyebut ini sebagai medical hoax terbesar dalam era 100 tahun terakhir, tak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia. Infografik Ibu Cerdas Anak Sejahtera. Kaitan Pendidikan Ibu dan Tingkat Kematian BayiKini, tidak sedikit perempuan yang memiliki tekad dan berhasil untuk melanjutkan pendidikan dan menempuh karir dan berada pada puncak tertinggi suatu jika dalam perjalanannya ada yang kemudian berubah haluan dan memutuskan menjadi ibu rumah tangga, itu pun bukan sebuah "Doing it All? Mothers’ College Enrollment, Time Use, and Affective Well-being", menyebutkan bahwa ada banyak literatur yang menemukan bahwa anak-anak dari orang tua yang berpendidikan tinggi, lebih mungkin mencapai tingkat pendidikan dan ekonomi yang lebih tinggi daripada anak-anak dengan orang tua yang berpendidikan rendah. Dan tak hanya itu, lebih jauh lagi, tingkat pendidikan seorang ibu ternyata juga berkorelasi pada kesejahteraan anak. Salah satunya adalah menurunkan angka kematian pada bayi baru lahir. Dalam Jurnal Science Direct disebutkan bahwa beberapa penelitian di negara berkembang mengungkap bahwa tingkat pendidikan ibu berkorelasi dengan angka kematian bayi. Bahwa semakin tinggi pendidikan ibu, angka kematian bayi cenderung rendah atau menurun. Kenapa? Karena seorang ibu yang berpendidikan cenderung tidak akan melewatkan perawatan penting pada bayi baru lahir, seperti memberi ASI dan melakukan pengecekan menyeluruh saat bayi baru lahir. Tak hanya itu, pada perjalanannya, seorang ibu yang berpendidikan juga akan sangat kecil kemungkinannya melakukan pola asuh yang keliru selama masa tumbuh kembang anak. Ilustrasi Ibu dan Anak menabung. FOTO/iStockphoto Terlepas dari apa pun pilihan yang diambil seorang perempuan, baik memutuskan menjadi ibu rumah tangga atau menjadi ibu yang memiliki karir, Pemerhati Anak dan Keluarga, Melly Kiong, mengatakan bahwa keduanya memiliki tanggung jawab akan kesejahteraan dan pendidikan anak. Sekali pun bekerja di luar rumah, ibu harus tetap ingat bahwa mencari uang bukan prioritas. “Jangan dibalik," kata Melly Kiong yang juga telah menulis beberapa buku parenting, seperti Horeee Anakku Sudah Remaja dan Tur Karakter. Menurut Melly, masih banyak ibu pekerja yang sekarang terbalik prioritasnya. "Cari uang nomor satu dan hal kedua itu mendidik anak. Dia cari pengasuh yang semahal-mahalnya, tapi itu tidak akan bisa menggantikan peran orang tua,” katanya. Dan bagi seorang ibu rumah tangga, bukan berarti tak ada tantangan kala mengasuh anak seharian di rumah. Ibu perlu memastikan untuk memberikan waktu yang berkualitas kepada seperti diterbitkan dalam penelitian di awal, bahwa kini peran ibu dalam pendidikan anak telah terbukti menggeser profil ayah. Bahwa ibu yang cerdas sangat berpengaruh dalam menentukan pendidikan anak. Dan sudah selayaknya, ibu dengan gelar sarjana, tidak perlu lagi takut dengan tudingan Sarjana tapi jadi ibu rumah tangga’. Justru, berbanggalah menjadi seorang ibu rumah tangga yang bergelar sarjana. - Gaya Hidup Kontributor Petty MahdiPenulis Petty MahdiEditor Lilin Rosa SantiB5yT4OL.